Simak! Berikut Penyesuaian Tarif Baru Air Minum Perseroda PITS

Tarif Baru Air Minum Perseroda PITS. (Ist)

PAMULANG – Perseroda PITS (Perusahaan Air Minum Kota Tangsel) melakukan penyesuaian tarif baru untuk pelayanan air minum bersih. Penyesuaian tarif baru tersebut sudah mulai berlaku secara efektif per Januari 2023 lalu. 

Penyesuaian tarif air minum pada Perseroan Daerah Pembangunan Investasi Tangerang Selatan berdasarkan Keputusan Wali Kota Tangerang Selatan Nomor 539/Kep.380-Huk/2022.

Direktur Operasional Perseroda PITS, Sugeng Santoso menerangkan, penyesuaian tarif tersebut dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) No : 593/Kep.380-Huk/2022 tentang Tarif Air Minum pada Perseroda PITS.

Penyesuaian ini dilakukan dalam upaya guna memenuhi kebutuhan air minum bagi masyarakat Tangsel yang terus meningkat. 

“Sebetulnya kan tarif air ini kan penyesuaian, dari tahun 2017 sampai 2022. Sehingga kita mengajukan tarif, karena kerja sama Perseroda PITS dan mitra setiap tahun naik persen tapi Perseroda PITS ini belum pernah naik dari tahun 2017. Tidak pernah naik. Sehingga 2022 ini kami mengajukan kenaikan tarif dan disepakati. Jadi 2023 kita sudah penyesuaian tarif,” jelas Sugeng, Senin (18/9)

Pada penyesuaian tarif ini, pihaknya menyesuaikan dengan sebanyak empat jenis golongan berbeda. Kelompok I, Kelompok II, Kelompok III, dan Kelompok IV. 

“Golongan IV itu tarif kesepakatan. Kalau kita lihat di Permendagri itu ada golongan tarifnya. Kemudian cara mengatur dan diatur juga mengenai rincian tarif. Jadi kita menaikan tarif menyesuaikan tarif tidak bisa semaunya kita tapi sudah diatur. 

Adapun sebagai rinciannya, Kelompok I untuk pelanggan yang masuk kategori sosial umum, sosial khusus, dan rumah tangga SS dikenakan biaya mulai dari Rp 2.014 untuk per 0-10 meter3 air.

“Untuk sosial umum misalnya, seperti masjid, rumah ibadah. Itu tarifnya flat (tetap-red),” imbuhnya. 

Sedangkan untuk Kelompok II, dikenakan tarif mulai dari Rp 4.134 untuk per 0-10 meter3 air. Sedangkan untuk Kelompok III, dikenakan tarif mulai dari Rp 7.208 untuk per 0-10 meter3 air. Terakhir, Kelompok IV dikenakan sesuai dengan tarif kesepakatan. 

Sugeng menuturkan, untuk penyesuaian ini pihaknya masih memberlakukan tarif subsidi. Khususnya bagi pelanggan yang masuk dalam Kelompok I, II, dan sebagian Kelompok III. 

“Air itu kan harus diolah. Pembelian air baku kemudian menjadi air minum. Kemudian tenaga kerja, maka itu tarif penuh. Contoh kita kerjasama dengan TTM atau Tirta Tangsel Mandiri itu Rp 7.601. Tapi kita ke masyarakat baru Rp 2.014. Berarti kan kita berikan subsidi,” jelas Sugeng.

Ia mengatakan, subsidi tersebut diberikan kepada seluruh pelanggan yang kini jumlahnya sudah mencapai sebanyak 6.250 pelanggan.

“Pelanggan rumah tangga menengah kita subsidi. Setahun tata-rata hampir Rp 600 juta subsidi kita dengan ini. Memang kita BUMD, tapi gak bisa semaunya. Kita diatur, karena sifat kita pelayanan ke masyarakat,” terangnya.

Sebagai perusahaan BUMD, Perseroda PITS kini juga aktif memberikan bantuan kepada masyarakat. Khususnya bantuan berupa air bersih kepada ratusan warga Kampung Koceak, Kranggan, Setu, Tangsel yang kini tengah dilanda bencana kekeringan akibat kemarau berkepanjangan ini.

“Setiap tahun, dulu juga setiap kemarau panjang kita membantu. Sejak mulai kita berdiri. Tapi memang dulu tidak separah ini. Kalau sekarang kan ada 9 RW yang perlu bantuan. Kita kerja sama dan kolaborasi dengan dinas terkait,” ujar Sugeng.

Bantuan air bersih ini, kata Sugeng, sudah berjalan selama sepekan belakangan. Setiap harinya, sedikitnya sebanyak empat mobil tangki dikirim ke lokasi kekeringan.

“Satu tangki kalau yang mobil Dinas CIpta Karya berisi 4.000 liter. Itu dua kali sehari. Kalau mobil tangki milik Damkar itu berisi 5.000 liter. Dalam seminggu ini kurang lebih sudah 224.000 liter disalurkan kepada warga Kranggan,” paparnya.

Ia berharap, bencana kekeringan ini dapat segera berakhir. Untuk menyudahi krisis air bersih ini, menurutnya harus dibuatkan bak penampungan air untuk masyarakat.

“Saya berharap, kedepannya kampung yang kesulitan air itu harus ada kaya penampungan. Sehingga kita bisa menyalurkan ke penampungan. Kalau sekarang kan ngider. Memang 2027 kita akan salurkan pipa ke Kranggan tapi masih tahap perencanaan. Harapan kami dinas terkait bisa membangun penampungan air. Jadi masyarakat bisa ambil sendiri,” harapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *